Sunday, March 17, 2019

Keluhan suara burung cendrawasi Papua

Sunday, March 17, 2019

" Bencana di Jayapura 2018 "

Apa yang terjadi atas kami, milik pusaka kami beralih kepada orang lain, kekayaan alam kami kepada orang Asing. Oh Tuhan sungguh pudar emas murni dari gunung cendrawasi itu berubah, anak-anak papua yang berharga, yang setimbang dengan emas tua sungguh mereka dianggap belangga-belangga tanah buatan tangan tukang periuk. Kejut dan jerat menimpa kami, kemusnahan dan  kehancuran. Air mata mengalir bagaikan batang air karena keruntuhan dan keadaan yang terjadi terhadap bangsa kami. Air mata terus bercucuran, dengan tak henti-hentinya hingga mataku terasa perih oleh sebab penindasan,pembunuhan, penganiayaan dan pemenjaraan yang terjadi atas bangsaku.

Air kami, kami minum dengan membayar. Kami mendapat kayu dengan bayaran. Kami menjadi lemah diatas tanah air kami. sebab tak bisa menjadi tuan di atas tanah kami sendiri. mereka memperkosa wanita-wanita di bumi cenderawasih. Pemimpin-pemimpin di bunuh oleh senjata mereka. para tua-tua tidak di hormati. mereka mengintai langkah-langkah kami sehingga kami tak dapat berjalan di lapangan-lapangan kami seperti burung kami di buru-buru oleh mereka yang menjadi seteru tanpa sebab. mereka memburu kami di atas gunung-gunung, ,menghadang kami di hutan-hutan. Pemuda-pemuda ditangkap dengan berbagai alasan hingga diadili tanpa bukti yang kuat. karena itu hati kami jadi sakit, karena inilah mata kami jadi kabur. lenyaplah kegirangan hati kami, tari-tarian berubah menjadi perkabungan. karena bukit papua yang rimba dimana anjing-anjing hutan berkeliaraan di bumi cenderawasih hingga kami tak bisa bergerak banyak bahkan jumlah mereka lebih banyak dibandingkan kami sehingga hidup kami selalu di bawah tondongan senjata dan sepatu laras.

Ya Tuhan kami memanggil nama-Mu dari penjajahan. Engkau mendengar suara kami, janganlah Engkau tutup telingga-Mu terhadap keluh kesah kami dan teriak tolong kami. Engkau telah melihat ketidakadilan terhadap bangsa kami, Tuhan berikanlah keadilan. Mengapa Engkau membiarkan kami ditindas, di bumi cenderawasih ini dari dulu sampai sekarang, bawahlah kami kepada Papua yang baru, kami rindu meminum dari   sumber air yang jernih bagaikan Kristal dari gunung kami, kami rindu memakan makanan sajian dari olahannya mama-mama kami sendiri, kami rindu duduk dan berjalan-jalan dalam hutan kami, kami rindu Tuhan membawa kami dan menempatkan kami atas tanah kami sendiri (Papua New Land). 



Show comments
Hide comments