Oleh: Nur Kogoya. |
Salju Abadi Wamenaku
Hujan
gerimis dari subuh sudah berjatuhan.
Hingga
pagi ini, lembah Hijau Kamu masih
diselimuti
sutra putih dengan butiran-butiran
perak
dari langit.
Mentari memilih tidak menyapa.
Semua
insan lembah ini kebanyakan
belum berani keluar dari rumah.
Anak-anak
sekolah pergi tak semeriah
seperti hari
biasanya. Jika pagi, jalanan
besar di Jln. Yossudarso
Wamena akan
dipenuhi anak anak sekolah
hendak ke sekolah
secara rombongan.
Pasukan
harapan masa depan Jajawijaya
Pengunungan
Trikora itu selalu terlihat
meriah
setiap hari. Tapi pagi ini, tidak.
Satu-satunya
cara untuk menembus
gerimis
ini adalah payung, anggin
tiupan
salju abadiku menampar
pipi
kanan membawa satu sejukan
bagiku,malaikat
putih menarpah jiwahku.
puisinya sangat menyentu hati
ReplyDelete