Monday, November 19, 2018

Harus Bagaimana Perjalanan ini sungguh panjang

Monday, November 19, 2018

Yules Yanengga and Arnus Kogoya 4/26/2019
Siang ini kurasa perih menggores hati, segenap tawa terbungkam mati, sejuta asa terbunuh sepi, raga pun tak sanggup berdiri. Kemana harus ku melangka, semua jalan terasa berduri. Dimana harus ku cari kebahagiaan sejati, di hulu dunia tiada ku temui, siang ini pikiranku kalut, bersemayam di ujung maut, tiada tali cinta yang dapat dirajut, hanya amarah yang kian menyulut, Pergilah risauku bagai kentut seperti angin begitu saja, agar jalan hidupku tak lagi semrawut, Ku berdoa sembari bersujud, agar motivasiku tidak akan pernah hilang dan surut, berjuan dan berjuan sampai titik pengabisan darah kalau tidak sampai TUHAN berkata waktunya pulang N.K, sampai aku berakhir hidup,,,,oh…aku bingun dari hara manakah aku datang semua pintu dan semua kalut telah tetutup, aku mau melangka tapi aku sadar daya tanganku pendek dan ku sujud berpasra kepada TUHAN saja.

Aku rindu ayah dan ibu yang telah lama pergi tak ku jumpa dan aku tau Doa Ibu ku sujud di kakiku. Itu sebabnya mengapa harus begini kadang ku tanya pada diriku, tapi semua di jalani saja karena semuanya akan menjadi pengalaman yang berarga bagiku, pengalaman pahit yang tak pernah ku bayangkan selalu melalu liar di depan mata ku seperti bintang-bintang di langit.
Kadang-kadang ku merasa diriku seperti sebuah daun,sebuah daun sewaktu bisa bertahan terus bertahan pada dahan pohonnya. semakin kokoh dengan daun yang lain dan seketika angin bertiup bersorok-sorai bersama dan bersukacitanya. Namun tiap hari tiap saat suaca mulai berubah, daun pada pohon itu akan menjadi kering dan jatuh ke tanah. Dan di ampar angin kian kesini dan kesana dan akan menjadi tumpuan manusia. Akulah daun pada dahan pohon itu, suatu saat aku akan menajdi lemah dan rebah jatuh ke tanah, dan aku akan menjadi debu tanah.


Show comments
Hide comments