Friday, November 9, 2018

Wajah hitam tetap hitam dan jelas-oleh Nur Kogoya

Friday, November 9, 2018

Waja hitam masih hitam dan jelas.  Kau memang seorang  paklawan dan kamu adalah seorang paklawan sejati. Lihatlah garis-garis besar pada alam, hutan, gunung dan penuh kekayaan alam. Dan di malam hitam yang kelam petir meyambar membuat hutan dan gunung terbelah dua cahaya. Betapa indanya pemandangan itu, Oh Tuhan saya tidak bisa mengusir para penyusup. Oh itu benar inilah aku dan kami biasa menyaga alam hutan dan gunung ini, dengan gagah dan berani ,oh ya itu benar ya Tuhan, kenangan akan orang-orang di masa lalu. Oh Tuhan inilah aku, ini adalah alam kami ,ini adalah hutan kami, ini adalah gunung kami, ini adalah sungai kami, kami adalah pria pejuan sejati, kami berburu di hutan dan gunung kami, kami saling berbagi makanan dari hasil hutan dan gunung kami, kami mengambil air dari sunga kami, kami bertekad mengabdikan hidup kami untuk ini.

Wahai, hutan, gunung dan sungai tenanglah burung cendrawasi sisin bernyanyi, tolong nyanyikanlah buat kami lagu yang merdu dan nyanyikanlah buat orang-orang yang sedang berduka cita disana, sebuah lagu untuk orang-orang yang sudah pergi telah lama tak pernah jumpa. Kami bertekad mengorbangkan nyawa kami seketika petir membela hutan dan gunung pelanggi sudah melintasi berwarna-warni dan orang yang berbahagia akan datang dan siapa yang berbahagia dialah adalah keturunan penerus suku dan bangsa.
Suara kami tak akan pernah habis, suara anah cucuh kami tak akan pernah berhenti, suara ujun timur indonesia terus-menerus bersuara mengungun. Kami tak mau dihina, kami tak mau diludahi, kami tak mau di angap seperti sampah buangan. Dan makan dan tidak makan, kami ingin menikmati dari hasil kekayaan alam, Hutam dan gunung yang Tuhan berikan kepada kita. Oh Tuhan, itu benar kami terus mengambil makanan dari hasil hutan dan gunung kami, Oh Tuhan itu benar, Kami selalu berbagi dan megambil air dari tetesan hujang dari hutang dan gunung kami.

Kami selalu berburu di hutan dan gunung. Kami selau berbagi makanan dari hasil ladan kami, dan kami selalu mengambil dari air anak sungai kami, kami bersedia memberi hidup untuk semua ini, oh hutan, sungai dan gunung diamlah, ketika keringan akan muncul diujun akhir pana dan satu pana akan melahirkan seribu pana dan seorang pria bangga akan muncul. Dan kita hanya berdiri diam di negeri kita dan beritahulah kepada setiap anak laki-laki dan perempuan supaya mereka terus hidup dan bertahan di negerinya.

Show comments
Hide comments