Monday, March 18, 2019

Kisah perjuangan masa kecil di kampung tanah leluhur Lanny Jaya, Papua,Indonesia.

Monday, March 18, 2019

a. Kisah masa kecilku. (Lanny Jaya_Golomo)

Mr.Nur Kogoya

Aku rindu masa-masa kecil dulu. Masa-masa yang telah lama aku tinggalkan. Masa kecil yang penuh kenangan, menyenangkan, karena yang menyakitkan tak pernah mau ku kenang, atau memang menyakitkan. Bagiku sekarang, semua kisah masa kecil dulu menyenangkan. Masa-masa yang aku habiskan di "Orang tua ayah dan ibuku". Masa-masa yang aku habiskan bersama teman-teman, anak-anak sekampungku yang hanya kenal keceriaan itu. Betapa indahnya, betapa besar AnugerahNya, Cinta Kasih Allah,pengalaman hidup yang begitu mengesankan bagiku. Akan aku goreskan kenangan itu, tidak hanya di dalam ingatan, tapi juga dalam guratan kata-kata yang  ku rangkai menjadi sebuah kisah. Kisah masa kecil ku.Begitu banyak, hingga aku bingung memulai dari mana. Tapi selebihnya, menulis kisah ini begitu mengasyikkan. Perjalanan mengenang masa lalu. Masa kecil di tanah leluhur, Tanah Papua Kab. Lanny Jaya Kota Tiom yang tercinta.

b. Kesekolah pagi hari (Puisi kisah SMA)

Hujan gerimis dari subuh sudah berjatuhan. Hingga pagi ini, lembah Hijau Kamu masih diselimuti sutra putih dengan butiran-butiran perak dari langit. Mentari memilih tidak menyapa. Semua insan lembah ini kebanyakan belum berani keluar dari rumah. Anak-anak sekolah pergi tak semeriah seperti hari biasanya. Jika pagi, jalanan besar di Jin Yossudarso Wamena akan dipenuhi anak anak sekolah hendak ke sekolah secara rombongan. Pasukan harapan masa depan Jajawijaya Pengunungan Trikora itu selalu terlihat meriah setiap hari. Tapi pagi ini, tidak. Satu-satunya cara untuk menembus gerimis ini adalah payung, anggin tiupan salju abadiku menampar pipi kanan membawa satu sejukan bagiku,malaikat putih menarpah jiwahku.

c. Hidup itu perjuangan peperangan (Puisi perjuangan)

Teriknya mentari menyentuh kalbu,Tak terasa angin merambah rasa, Hanya terasa peluh merambah jiwa, Ku coba melangka ke sana, Ku coba melangka kesini, Tak jua ku temukan suatu hal, Ku melangka kembali kakiku, Tapi ku masih tak menemukan sesuatu hah itu, Saat ku berhenti tuk bersandar, Ku memohon dan berserah, Apa aku diberi sebuah peluang, Tuk bisa hidup nyaman, Oh Tuhan…….Perjuangan ini sungguh melelahkan, Perjuangan ini sungguh membosangkan, Perjuangan ini tak bisa menemukan jalan, Kaki tak kuat untuk melangkah, Jiwa tak kuat untuk bangun, Hati tak sanggup untuk merasa, semuanya ku berserah kepada Dia, semua ku meletakkannya kepada Dia. Hanya air mataku yang ku cucurkan, darimanakah penolong itu akan.



Show comments
Hide comments